Abstraksi
• Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya kenaikan indeks
pada
4 (empat) kelompok pengeluaran. Kenaikan terbesar terjadi pada
kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,14 persen
dan diikuti kenaikan kelompok pendidikan sebesar 1,63 persen.
Inflasi di Kota Bukittinggi terjadi karena kenaikan indeks pada
4
(empat) kelompok pengeluaran. Kenaikan terbesar terjadi pada
kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,30 persen
dan diikuti kenaikan pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya
sebesar 0,20 persen.
• Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Oktober 2020 Kota
Padang
sebesar 0,88 persen dan laju inflasi Kota Bukittinggi sebesar
1,25
persen. Laju inflasi year on year Kota Padang (Oktober 2020 terhadap
Oktober 2019) sebesar 0,85 persen dan laju inflasi year on
year Kota
Bukittinggi sebesar 1,24 persen.
• Dari 24 (dua puluh empat) kota IHK di Sumatera, sebanyak 23
(dua
puluh tiga) kota mengalami inflasi dan 1 (satu) kota mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,04
persen
dan terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,02 persen.
Sedangkan kota yang mengalami deflasi adalah Kota Pangkal Pinang
sebesar 0,32 persen. Kota Padang menduduki urutan ke 7 (tujuh)
dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke 4 (empat) dari 23 (dua
puluh tiga) kota yang mengalami inflasi di Sumatera. Secara nasional,
Kota Padang menduduki urutan ke 8 (delapan) dan Kota Bukittinggi
menduduki urutan ke 5 (lima) dari 66 (enam puluh enam) kota yang
mengalami inflasi di Indonesia.