Abstraksi
• Deflasi di Kota Padang terjadi karena adanya penurunan indeks
pada
2 (dua) kelompok pengeluaran. Penurunan terbesar terjadi pada
kelompok bahan makanan sebesar 3,95 persen, diikuti penurunan
indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar
0,40 persen. Deflasi di Kota Bukittinggi disebabkan adanya
penurunan indeks pada 2 (dua) kelompok pengeluaran. Penurunan
terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 4,57 persen
dan diikuti kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas,
dan
bahan bakar sebesar 0,32 persen.
• Laju inflasi tahun kalender sampai bulan September 2019 Kota
Padang dan Kota Bukittinggi masing-masing sebesar 2,34 persen
dan
1,40 persen. Laju inflasi year on year Kota Padang (September
2019
terhadap September 2018) sebesar 3,52 persen, dan Kota Bukittinggi
sebesar 3,60 persen.
• Dari 23 (dua puluh tiga) kota IHK di Sumatera, 19 (sembilan
belas)
kota mengalami deflasi dan 4 (empat) kota mengalami inflasi.
Inflasi
tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,91 persen dan terendah
terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,09 persen. Sedangkan
deflasi
tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,94 persen dan terendah
di
Kota Tanjung Pinang sebesar 0,11 persen. Kota Padang menduduki
urutan ke 5 (lima) dari semua kota IHK yang mengalami deflasi
di
Sumatera dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke 4 (empat) dari
semua kota yang mengalami deflasi di Sumatera. Secara nasional
Kota Padang dan Bukittinggi menduduki urutan ke 9 (sembilan)
dan
ke 5 (lima) dari 70 (tujuh puluh) kota yang mengalami deflasi.